PEMBIAYAAN USAHA
BARU
Nama : Faza Dhifan Pratama
NPM : 32416734
Kelas : 4ID03
JURUSAN
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2020
Setiap wirausahawan yang mencoba
memperoleh modal mengetahui betapa sukarnya tugas ini sebagaimana halnya dengan
para penanam modal. Penanam modal selama berbulanbulan mencoba meneliti dan
menyaring sejumlah besar usulan sebelum mendapatkan peluang yang menjanjikan.
Sebagian besar pemodal profesional hanya menanamkan dananya pada 1 sampai 2
persen dari usulan yang diajukan.
Masalah yang berkaitan dengan
kesulitan yang biasanya dihadapi wirausahawan antara lain adalah:
1) Kinerja atau Konsep Perusahaan
yang Meragukan
Alasan utama menolak pembiayaan
perusahaan yang sudah ada atau baru mulai adalah konsep atau kinerja perusahaan
yang meragukan atau buruk. Dua unsur yang mendasari ketidak-minatan dari
pemodal adalah risiko bisnis yang terlalu tinggi dan terlalu rendahnya tingkat
keuntungan dan tingkat pengembalian dari modal yang ditanam.
2) Kegagalan Perusahaan untuk
Menindak-lanjuti
Kegagalan untuk menindak-lanjuti
adalah alasan bagi kegagalan perusahaan mendapatkan modal. Umumnya perusahaan
melakukan kontrak awal tanpa mempersiapkan memorandum penempatan pribadi.
Wirausahawan hendaknya tidak mendekati investor dengan cara yang mendadak.
Pendekatan tersebut akan menimbulkan kesan negatif kearah manajemen perusahaan,
yang memperlihatkan kurangnya kemampuan untuk menggunakan modal atau ekspansi
modal secara efisien.
Pencarian dana hendaknya dimulai
sejak awal. Biasanya diperlukan 2 sampai 3 bulan untuk mencari sumber, membantu
investor di dalam menganalisa, dan menyusun persetujuan. Banyak perusahaan yang
mengabaikan waktu untuk melakukan perundingan yang berhasil.
3) Kurangnya Pengalaman dan Ketajaman
Bisnis
Terdapat ungkapan di antara pemodal
bahwa investasi dilakukan pada manusia, bukannya perusahaan atau konsep.
Sementara wirausahawan dalam persamaan “wirausahawan-gagasanuang” adalah
penting karena kesulitan dalam pengukuran kinerja manajemen terpisah dari
kinerja laba. Manajemen yang lemah adalah faktor utama dalam perhitungan laba
yang rendah dan risiko yang tinggi, akan tetapi kinerja laba bisa ditelaah,
sementara kualitas manajemen hanya bisa diperkirakan.
Seorang investor hanya akan
berhubungan dengan keberhasilan individu tim manajemen sebelum usaha yang
diusulkan, pengalaman bisnis, dan kedalaman manajemen dalam bidangbidang
penting.
Kurangnya kepercayaan investor
mungkin timbul dari sikap bahwa bakat manajemen adalah promosional, bukan
operasional; bahwa manajemen tidak mempunyai keahlian dalam faktor-faktor
penting bagi keberhasilan usahanya; bahwa keterampilan finansial kurang gigih;
tidak mampu bergulat dengan tekanan; bahwa manajemen tidak jujur; bahwa
manajemen tidak kreatif dan imajinatif; atau bahwa manajemen tidak realistis.
Keinginan untuk bekerja dengan
kelompok pemodal dengan cara yang bisa diterapkan bisa membantu membuat laporan
yang dibutuhkan. Kelompok investor juga perlu mengetahui masalah yang dihadapi
dan diatasi oleh manajemen dan untuk melihat bakat-bakat manajemen dengan
terbuka.
4) Preferensi dari Pemodal
Kesulitan yang diuraikan di atas
berasal dari proyek aau manajemen. Tidak semua kegagalan kesepakatan disebabkan
kelemahan pada usulan bisnis. Banyak masalah yang berkaitan dengan pemodal yang
menyebabkan kegagalan tercapainya kesepakatan. Masalahmasalah tersebut antara
lain:
Kesepakatan yang disetujui terlalu
kecil. Investasi besar dan investasi kecil membutuhkan penelitian usulan yang
sama besarnya. Terbatas hasil yang mungkin dari investasi kecil menyebabkan investasi
tersebut dianggap terlalu kecil untuk dipertimbangkan lebih lanjut.
Penggunaan dana investasi yang
dipertanyakan oleh investor, misalkan sejumlah besar dana investasi digunakan
untuk pengiklanan produk yang belum teruji.
Kelompok pemodal tidak menyukai
bidang investasi, perusahaan mungkin beroperasi pada industri yang
berfluktuasi, perusahaan bergantung pada tawaran kompetitif.
Terlalu banyak masalah yang perlu
dipecahkan secara langsung sebelum investasi yang tidak sebanding dengan usaha
yang dilakukan disepakati.
5) Kurangnya Hubungan dengan
Sumber-sumber Modal
Banyak pemodal menempati kantor yang
tidak mempunyai papan nama, nomor telepon, dan tertutup terhadap publisitas.
Keadaan semacam ini akan mempersulit wirausahawan menemukan pemodal bagi usaha
barunya. Biasanya wirausahawan akan mendekati bankir, notaris, akuntan untuk
membantu mendapatkan orang yang mau memberikan modal kepada usaha barunya.
Sumber-sumber permodalan
Umumnya dana permodalan dapat
diperoleh dalam 3 cara, antara lain:
1. Dana Sendiri
Menggunakan dana sendiri paling
banyak dilakukan oleh pengusaha dalam memodali usahanya. Pemakaian dana ini
dimungkinkan bila memiliki simpanan uang tunai di bank ataupun berupa reksadana.
Dengan dana pribadi ini, kita bisa
lebih fleksibel dalam pemakaian jumlah dana sewaktu-waktu, serta bebas
mengalokasikan dana sesuai dengan keputusan sendiri. Sekaligus anda akan
terbebas dari bunga, pemotongan keuntungan dan tidak perlu membagi hasil dengan
pihak lain.
Meskipun demikian terkadang
menggunakan dana sendiri juga memilki kelemahan seperti kurangnya kontrol dalam
pemakaian dana, lalai dalam pencatatan keuangan, dan bila merugi maka harus
menanggung kerugian sendiri.
2. Dana pinjaman
Jika anda tidak mempunyai simpanan
dana pribadi dan kekurangan dana, maka alternatif lainnya adalah dana pinjaman.
Berikut ini adalah berbagai macam alternatif dana pinjaman (terutama kredit
perbankan) :
a. Kredit Usaha
Kredit usaha pada berbagai Bank
dikemas dengan nama yang berbeda. Kredit usaha diberikan sesuai dengan jenis
usaha masing-masing. Biasanya kredit usaha perbankan dibedakan menjadi kredit
investasi dan kredit modal kerja, atau mungkin juga gabungan keduanya. Bagi
pengusaha yang hendak mengambil fasilitas kredit ini harus mempelajari dan
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Dianjurkan untuk mencari kredit usaha
pada bank yang mendukung UKM dan Bank pemerintah, mengingat suku bunga yang
rendah.
b. Kredit Tanpa Agunan (KTA)
Beberapa lembaga perbankan
meluncurkan program Kredit Tanpa Agunan (KTA), yaitu kredit perorangan yang
tidak menggunakan agunan sebagai jaminan untuk keperluan konsumtif. Untuk para
pemula usaha, kredit ini dapat menjadi salah satu sumber pendanaan bagi yang
tidak memerlukan kredit dalam jumlah besar. Umumnya kredit yang diberikan
berkisar 5 juta sampai maksimal 150 juta, dengan jangka waktu yang beragam.
Bagi yang ingin mendirikan usaha baru mungkin akan kesulitan mendapatkannya.
Namun jika anda masih berprofesi sebagai karyawan, maka anda bisa menggunakan
profesi tersebut untuk mendapatkan kredit ini guna membangun usaha.
c. Kredit BPR (Bank Perkreditan
Rakyat)
Fasilitas kredit dari BPR relatif
lebih mudah persyaratan dan prosesnya dibandingkan di bank umum. BPR melayani
orang-orang yang butuh pendanaan usaha, terutama UKM, dengan sistem dan
persyaratan yang cenderung mudah. Tapi harus diingat tingkat bunganya cenderung
lebih tinggi dari bank umum, dengan jangka waktu yang relatif lebih singkat.
d. Leasing atau Lease Back
Leasing ialah program pendanaan yang
diberikan oleh suatu lembaga keuangan yang berbentuk perusahaan pendanaan,
dimana pinjaman tersebut diberikan tidak berupa uang tunai, namun berupa
pembelian aset bergerak perusahaan seperti kendaraan bermotor.
Sedangkan lease back adalah pinjaman
yang diberikan pada usaha yang membutuhkan dana tunai dengan jaminan BPKB
kendaraan bermotor yang dimiliki.
e. Perum Pegadaian
Suatu lembaga keuangan yang dimiliki
pemerintah untuk menyalurkan pinjaman dengan jaminan barang tertentu, dengan
tingkat bunga yang relatif rendah dan dihitung per 2 mingguan. Anda bisa
memilih produk pegadaian yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan usaha, seperti
KCA (Kredit Cepat Aman), Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai), ataupun Kreasi
(Kredit Angsuran Sistem Fiducial).
f. Koperasi
Koperasi yang menyalurkan pendanaan
adalah koperasi kredit (Kopdit) ataupun KSP (koperasi simpan pinjam). Umumnya
persyaratan yang diperlukan adalah anda harus menjadi anggota dari koperasi
tersebut. Dengan menjadi anggota dan melakukan simpanan, maka anda berhak untuk
mendapatkan fasilitas kredit. Sebab pada umumnya, koperasi hanya melayani
kredit bagi anggotanya saja.
g. Pinjaman BUMN
Dana yang digunakan sebagai pinjaman
dari BUMN adalah dana kemitraan yang sebagian berasal dari laba perusahaan yang
disisihkan untuk pengusaha kecil. Program dana kemitraan ini disebut juga
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN. BUMN yang memiliki program
kemitraan ini antara lain PT Jamsostek, Pertamina, PT GAs Negara, dan
sebagainya. Untuk informasi ini dapat dicari di Kementrian BUMN)
h. Pinjaman Departemen
Pemerintah juga memberikan program
kredit usaha kecil melalui beberapa departemen. Ada tiga departemen yang
mempunyai fasilitas pembiayaan untuk UKM, yaitu Departemen Pertanian,
Departemen Koperasi dan Departemen Perindustrian. Khusus untuk usaha rumah
makan, departemen yang memungkinkan untuk memberikan pinjaman adalah Departemen
Koperasi.
3. Dana Gabungan Usaha (joint)
Kalau memiliki teman atau kerabat
yang berpotensi memiliki dana lebih dapat dinegosiasikan untuk ikut serta
menjadi pemodal dalam jumlah besar ataupun sebagian kecil dari bisnis anda.
Usahakan membuat perencanaan konsep rumah makan yang matang lalu lakukan
presentasi dan kemudian negosiasikan mengenai kebutuhan modal, jumlah, jangka
waktu, dan pembagian hasil dari keuntungan usaha setiap bulannya. Jangan lupa
untuk membuat daftar nama relasi yang potensial sebelumnya, untuk mendapatkan
peluang pinjaman yang lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar